Tampilkan postingan dengan label Lingkungan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lingkungan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 29 Januari 2013

Bumi kita detik ini - Save Our Earth

Bumi kita detik ini - Save Our Earth
Bismillah..
 

Lihat!
coretan iseng sang pensil kesayangan.

Ceritanya begini kawan, Selesai praktikum “setengah gelombang tiga fasa” rencananya mau buat laporan dan berkumpul bersama rerencangan saparakanca di basecamp samping kelas kami. Seperti biasa awalnya semangat, ternyata lambat laun tunduh dan kegiatan lain menggoda, baiklah rehat sejenak.

Baru sadar ketika melihat Poster berpigura didepan mata terpampang jelas. Kreatif! Aha! Ada kertas nganggur. kertas kosong yang halaman belakangnya ada Poin V Langkah Percobaan praktikum si setengah gelombang tiga fasa. “Pakai saja, kan ada beberapa tulisan yang salah! Hehe :D”

Iseng, sedikitnya ku gambar ulang di kertas tadi, dibumbui dan ditambahi ini itu, daaaan Taraaaaaa! Inilah hasilnya...

 




















sebuah gambar bertemakan lingkungan. “Selamatkan Lingkungan”

Nampak detail.

Sedih karena inilah gambaran bumi kita hari ini

Miris karena inilah akibat ulah manusia

Matahari yang Sendu, tak terlihat senyuman

Bumi yang Sakit, jelas muram dan tak bisa apa-apa

Bumi dipenuhi Asap, asap hitam dari kebakaran hutan.

Bumi dipenuhi Polusi, polusi udara, air, tanah dari berbagai jenis limbah kendaraan, limbah Industri dan limbah yang semakin hari semakin bertambah.

Timah hitam dan Partikel-partikel karbon yang berterbangan mencemari udara

Gas-gas lalulalang di atmosfer membentuk lapisan yang semakin menyakiti bumi

Sampah menumpuk, menggunung, meninggi

Lautan es utara dan selatan semakin meleleh saja karena kepanasan 


Ada dua orang disana, mereka berusaha sedikitnya untuk Heal The World Make It Better Place. Berusaha melakukan suatu hal yang tak merusak melainkan mencoba sedikitnya mengobati luka bumi dan menjaganya.

Es yang mencair ditampung dalam sebuah ember, kebakaran dipadamkan dengan air.

Ini hanya sebuah perumpamaan saja, namun banyak sekali tindak nyata kita untuk menjaga bumi ini.

Diantaranya ialah Back to Nature, Penghijauan, Hemat dan Bijak pada Air dan Energi, Life style yang baik, dll.

Aku, kamu, dia, mereka, kita semua adalah para pemuda, generasi penerus bangsa, selayaknya untuk menjaga bumi kita tercinta.

Oia, Menurutmu apa saja tindak nyata untuk menjaga dan melindungi bumi kita dari kerusakan?
Ayoo sharing ya! Kita diskusi disini.

---SapaMi:
Salam. Haihai..

Maaf gambarnya kurang jelas, gambar tersebut diadopsi dan terinspirasi dari sebuah poster (izin yaa), namun banyak tambahan dan editan. Terutama pada kedua orang disana, di Jilbabi dan diKopeahi sebenarnya gambar aslinya tidak.

*Ini hanya gambaran keadaan bumi kita, untuk langkah-langkah menjaga dan melindungi bumi kita lebih detailnya InsyaAlloh dibahas di Part selanjutnya, tunggu yaa...!
semoga bermanfaat!
Komentar, kritik dan saran, silakan :)

---Atarashi Kotoba (Kata-kata baru *Jpg):
‘Rerencangan saparakanca (sunda): teman sekelompok
‘Tunduh(sunda): ngantuk








 
















Mi, Grt-290113
Penasaran? Yuk Baca Selengkapnya..

Kamis, 27 Desember 2012

Ibarat Banjir Rancaekek- Karena kesuksesan itu membutuhkan perjuangan dan pengorbanan bukanlah dengan menyerah dan mengeluh

Ibarat Banjir Rancaekek- Karena kesuksesan itu membutuhkan perjuangan dan pengorbanan bukanlah dengan menyerah dan mengeluh

Bismillah...

Pagi menjelang siang beriringan dengan semangat setinggi langit dan seterik mentari ku langkahkan kaki untuk perjalanan menuju Swiss Van Java. Namun kali ini berbeda dari sebelumnya, tepatnya dari tiga tahun ku arungi Paris-Swiss ataupun sebaliknya.
(*Baca: Swiss=Grt, Paris=Bdg) #hehe :D


Ternyata, di tempat pemberhentian dan pemberangkatan, sama sekali tak ada BUS tujuanku yang terlihat. Sama sekali! Astaghfirulloh, bagaimana mau pulang? Tapi, Tunggu dulu! Diluar tempat itu ternyata masih ada kendaraan yang bersedia mengantarkan penumpangnya kedaerah selatan Swiss, ya otomatis pasti melalui daerah tujuanku. Bismillah, kulihat isi kendaraan itu hampir penuh, sepertinya tidak lama lagi akan berangkat. Tiba-tiba salah seorang ibu berujar."neng, ti enjing-enjing pisan ibu mah ngantosan Beus teh teu aya, duka kamarana geura.” Aku hanya bisa tersenyum dan mengiakannya. Ternyata dari tadi juga Bus belum nampak dimata para penumpang yang menantinya.

Beberapa menit kemudian kendaraan yang ku tumpangipun berangkat dengan sesaknya para penumpang. Namanya juga kendaraan mini, namun karena tujuan yang cukup jauh makanya harus membawa muatan yang banyak. Walaupun harus saling berdesakkan dengan penumpang melebihi kapasitas kendaraan itu sendiri, wajar karena sudah menjadi budaya. (*Kendaraan keren ini biasa dipanggil Elf alias beus sapotong)

Aku baru sadar, Hari itu memang bisa dikatakan waktu yang bertepatan dengan keluarnya pengendara mobil secara bersamaan. Kenapa? karena ternyata Libur panjang sudah tiba dan juga bersamaan dengan Harpitnas. Semua kendaraan keluar dari garasi rumahnya masing-masing. Lebih banyak B, Z, D sedangkan Alfabet lainnya lebih sedikit. Mereka dimana-mana, membentuk barisan saling membuntuti seperti susunan gerbong kereta api.

Jumlah kendaraan yang membludak menyusuri jalanan beraspal secara bersamaan membuat macet. Ada beberapa jalur yang disatuarahkan dan dialihkan ke jalur yang lain. Ditengah perjalanan, seketika Elf berhenti. “Minyak Remna seep, ieu mah kedah meser heula, teras didorong mobilna!” teriak sang sopir. Para penumpangpun bersedia menunggu walau terik matahari membakar tubuh kami, maklumlah didalam Elf sendiri panas tetap terasa. Setengah jam berlalu, setelah menambahkan minyak rem, ada lagi kendala, ternyata mesin tak mau juga nyala, “starterna ieu mah, teras dihandap ieu kedah ditakol, kedah dibuang oge angin palsuna, cinglah pilari tang!” seru sang sopir lagi dan menyuruh kenek untuk mencarikan Tang. Sang sopir tiada lelah berusaha untuk bisa menyalakan mobilnya, ya dia punya tanggungjawab besar untuk mengantarkan kami para penumpang ke tujuan masing-masing. “Dorong!” kata tersebut berulang kali diteriakan oleh salah seorang penumpang, seruan ini diteriakkan secara bersamaan dengan dorongan tenaga dari penumpang bapak-bapak dan remaja laki-laki. Mobil tetap pada pendiriannya. Lelah mungkin!. Beberapa penumpang yang mempunyai kepentingan yang dikejar waktu turun dari Elf dan pindah kendaraan. “DORONG!” tepat 14.54 wib mesin menyala, Elf pun kembali berjalan. “ALHAMDULILLAH” Ucap Serentak para penumpang.

Kami melanjutkan perjalanan, seketika ada mobil yang menyerempet dari arah kiri. Elf berhenti tiba-tiba. Dan kaca spion Elf kiri bengkok. Orang yang ada dalam mobil itu keluar, dan menghampiri sopir. “Heh, Bisa lihat gak?? Pake matanya!” dengan nada marah, dan menunjuk ke matanya seakan sang sopir Elf ini bodoh dan bersalah. “PLAK!”. Tak terduga, ternyata orang tadi menampar sang sopir!. Lalu orang tadi pergi menyisakan sakit di wajah sopir. Astaghfirulloh.. ada ya orang seperti itu tidak mau mengakui kesalahan dan menyalahkan oranglain. Sang sopir kesal, namun marah bukanlah solusi saat ini, “Gusti, saha nu lepat? Lamun abdi langsung bales manehna, turun kajalan. ieu mesin bakal pareum deui, hese hurungna! Keun we lah” dengan sabarnya sopir tadi kembali melanjutkan perjalanan. Para penumpang ikut kesal dengan apa yang terjadi barusan. “Keun we atuh mang, ku Alloh dibales, pikakeuheuleun. da manehna nu lepat jabi spion ieu bengkok!” kesal salah seorang penumpang.

Rancaekek, Kami mulai berpapasan dengan air yang menggenang, Kenalkan ini Banjir namanya. Katanya ini banjir tahap satu karena setelah ini ada banjir yang lainnya juga. Banjir tahap ini tidak terlalu parah dibandingkan banjir selanjutnya. “Treeet” Klakson Elf berteriak sekencang-kencangnya. Semua panik. Ternyata seorang pengendara motor terjatuh tepat disamping kiri menuju depan Elf. Dia terperosok dalam lubang tak terlihat, terututup genangan air hujan. Kenekpun membantunya untuk bangun. “Ampir we katabrak, neng! Kade atuh, naek motor mah disisi we, seueur nu bolong jalanna!”. remaja ini hanya bisa menganggukkan kepalanya, walaupun dalam kedaan basah kuyup dia berusaha untuk bangun dan menyalakan mesin motornya kembali. Diapun hilang dari pandangan kami. Motor memang lebih mudah untuk menyelip dikeadaan ini.

Banjir tahap selanjutnya yang lebih parah, tingginya diatas mata kaki. Tapi untuk beberapa mobil tertentu setinggi ini bisa menjadikan mesinnya mati tiba-tiba. Dan kemudian mogok, karena dibelakang banyak yang membuntuti, akhirnya semakin macet.

Khawatir ada lubang dan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, Elfpun melaju dengan kecepatan standar tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Pemandangan yang biasa aku lihat pada berita terutama di headline News sekarang terlihat jelas dengan mata kepalaku sendiri. Aku seakan menyusuri dan mengarungi sungai dengan menggunakan perahu motor. Hampir 2 menit 47 detik kami melintasi genangan air itu. Wuuush...! Dan kecepatanpun semakin bertambah ketika banjir sudah dilewati. “hmm.. sebentar ya, tapi kenapa macetnya dari ujung keujung, menunggu lama untuk segera melewati kawasan banjir, para pengendara seakan antre untuk memasuki wahana permainan air yang ingin segera dilalui” pikirku. nyatanya setelah area banjir tersebut, jalanan lancar tak ada kendala macet lagi. Apa, dan siapa yang salah? Bagaimana seharusnya? Renungan untuk kita semua. Aku dan penumpang lainnya merasakan seperti memasuki wahana 3D, semuanya nyata didepan mata. Perjalanan yang sarat makna dan hikmah.

Perjalanan ini bagaikan jalan kehidupan. sejenak kita renungkan. Dari awal memang penuh dengan cobaan, godaan, ujian. Semisal Mogoklah, pengendara motor yang jatuh, macetlah, banjirlah, lobang dijalan, orang yang tiba-tiba nyerempet dan menampar dan banyak lagi. Itulah bagian dari episode kehidupan kita. Namun ketika kita berusaha berjuang menjalaninya dengan penuh kesabaran dan keyakinan bahwa Alloh akan selalu menuntun dan menolong kita. Kita pasti bisa sampai pada tujuan kita, pada kesuksesan. Karena kesuksesan itu membutuhkan perjuangan dan pengorbanan bukanlah dengan menyerah dan mengeluh. Semangatlah! Setiap orang mempunyai jalan kesuksesannya masing-masing. Setuju apa setuju banget??
Remember, Laa Tahzan Innalloha ma’ana.. Alloh bersama kita..
Do’a Ikhtiar Tawakkal. Tetap semangat menjalani setiap episode kehidupan. Ganbatte Minna.. ^^


Finally, Alhamdulillah sampai juga di Swiss kota tercinta. 7 jam perjalanan yang luar biasa, sedikit memancing emosi namun penuh dengan makna hikmah kehidupan.  
Afwan Jiddan, Ambil hikmahnya, Semoga bermanfaat :)

*bagi yg kurang mengerti bahasa sunda silakan tanya langsung :D
‘Mari belajar bahasa sunda’

Grt, Mi-271212

Penasaran? Yuk Baca Selengkapnya..

Jumat, 16 November 2012

ENERGI, Berjuta Makna Untuk Masa Kini dan Nanti Yang Lebih Baik!

ENERGI, Berjuta Makna Untuk Masa Kini dan Nanti Yang Lebih Baik!

Alam Indonesia. Tanah air yang memiliki amat banyak potensi Sumber Daya Energi dan Mineral.


Dalamnya samudera, tidak menghilangkan semangat para pencari cairan hitam pekat dan gas alam itu untuk bisa mengeksplornya. Mungkin kegagalan pertama, kedua, dan kesekian tidak akan pernah menghentikan langkah mereka demi mendapatkan tetes demi tetes senyawa hidrokarbon dengan rantai karbon yang begitu rumit itu.

Luasnya hamparan bebatuan terjal dan hitam, tidak menurunkan motivasi para penambang untuk sedikit menggali bebatuan antrasit, bituminous ataupun subbituminous walaupun panas dan fatamorgana selalu mengiringi tetes keringat mereka. Dan Alat berat yang begitu besarlah yang menjadi teman setia para penambang itu di lumbung batu istimewa.

Untuk apa itu semua?.

Ya, semuanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhan umat manusia.

Secara alamiah, memerlukan berjuta tahun dan membutuhkan proses yang panjang untuk bisa terbentuknya cairan hitam pekat, gas alam, dan batu hitam istimewa itu. Sungguh sangat lama! Namun ternyata hanya sekejap saja untuk bisa menghabiskannya. Mungkin hari ini sumber energi fosil itu masih cukup untuk beberapa waktu kedepan. Tapi, apa yang harus dilakukan ketika semuanya mulai hilang dan habis ditelan masa? Bagaimana dengan dengan anak cucu kita nanti?

Energi, sesuatu yang tak habis kata terungkap untuk kemudian dirangkai menjadi berparagraf-paragraf panjangnya agar bisa ditemukan solusi dan bukan sekedar bualan yang dipermasalahkan. Salah satu kata yang bermakna penting bagi roda kehidupan manusia. Jika sumber energi fosil yang terbentuk lamanya itu kemudian hampir habis bahkan seketika musnah, apakah kita hanya menunggu berjuta tahun untuk mendapatkannya lagi?.

Tidak!!!

Lihatlah, dengarlah dan rasakanlah!

Alam Indonesia. Disini sang surya dengan riangnya bersinar tanpa peluh dan lelah. Dialah Sang matahari yang bisa menjadikan energi yang diberikannya menjadi energi listrik (Solar Cell, PLTS).

Anginpun tak kalah, dia juga ingin bermanfaat untuk manusia, dia dengan mudah memutarkan kincir ataupun turbin angin hanya untuk sekedar menjadikannya sumber energi listrik. (Kincir dan Turbin Angin, PLTBayu).

Di lautan luas sana, dengan hembusan angin yang cukup untuk membentuk gelombang, bisa menjadikannya listrik!. (Pemanfaatan arus gelombang laut).

Sungai dan air terjun yang mengalir dengan semangat memutarkan turbin yang menggerakkan generator untuk menghasilkan listrik. (Turbin/Kincir Air, PLTAir, Mikrohidro).

Batuan panas didalam perut bumi, tak malu untuk mengeluarkan panasnya menjadikan sebuah potensi energi yang ramah lingkungan (Geothermal, PLTPanas Bumi)

Kotoran hewan ternak seperti sapi, yang dikira itu limbah tak berharga, dapat dijadikan sumber energi untuk menghidupkan kompor dan juga menyalakan lampu. (Biogas)

Algae, Si hijau kecil yang biasa tumbuh diperairan ini juga bisa dijadikan minyak yang bermanfaat. (Biodiesel Algae)

Alam Indonesia. Panas matahari, hembusan angin, arus gelombang laut, aliran sungai dan air terjun, Geothermal, Biogas, Biodiesel, Bioetanol dan masih banyak lagi sumber energi yang saat ini masih menjadi energi alternatif. Namun, seiring waktu berjalan semua itu tak sekedar menjadi energi alternatif dan cadangan saja tapi akan menjadi energi prioritas yang diutamakan untuk menggantikan sumber energi fosil.

Sumber Daya Alam? Tentu ada, karena Tanah Air ini memiliki potensi alam dan energi yang amat luar biasa.

Sumber Daya Manusia? Banyak, tinggal bagaimana manusia ini bisa dididik dan ditumbuhkan menjadi pribadi yang jujur, bijak dan tidak merusak. Memahami keadaan alam ini, dan mengerti bahwa hidup itu bukan milik manusia detik ini saja tapi dimasa depan akan ada anak cucu kita yang juga menjadi bagian dari manusia saat ini.

Teknologi? Otak manusia yang canggih, berfikir dan berinovasi untuk menemukan teknologi yang semakin baik dan baik lagi. Pasti ada jalan untuk mendapatkan yang terbaik itu, hanya perlu usaha dan terus memberikan kesempatan kepada manusia Indonesia agar dapat dikembangkan dengan ilmu dan teknologi yang semakin tinggi.

Manusia... semua itu tak akan menjadi solusi ketika hanya bicara tanpa upaya. Percayalah, berusaha dengan penuh keyakinan bahwa semua itu nyata. Menjadi lebih bijak ketika apa yang didapat adalah amanah dan titipan. Janganlah merasa diri Aku tapi jadikanlah Kita bersama. Energi untuk kita semua.

Dengan Penuh bangga dan syukur, karena Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki potensi alam dan energi yang sungguh luar biasa, Anugerah dan Maha Karya dari Sang Pencipta.

 
Salam hangat dari penulis, sedikit goresan tulisan sederhana yang mudah-mudahan bisa bermanfaat untukku, untukmu, dan untuk kita semua. Maafkan ketika salah dan tak tentu arah terdapat dalam tulisan ini, karena manusia tak luput dari khilaf. Terima Kasih ^_^
(Mi, Grt-151112)


tema: Energi alternatif sebagai pengganti energi fosil ketika minyak dan gas habis.

Silakan baca, dan berikan Komentarnya yaa.. terima kasih :)

Penasaran? Yuk Baca Selengkapnya..

Sabtu, 20 Oktober 2012

Sampahku sayang takkan kubuang sembarang-Peduli Lingkungan Part 1

Sampahku sayang takkan kubuang sembarang-Peduli Lingkungan Part 1
Bismillah ..
---

Jika mereka bisa berbicara, mungkin mereka tak mau diproduksi, menyesal telah dibuat untuk kepentingan manusia.

KENAPA?

Karena sebagian besar manusia menganggap mereka remeh, bagaikan habis manis sepah dibuang! Hanya sebagai kulit atau pembungkus sesuatu. Selebihnya mereka dilempar begitu saja. Yaa, lihat! Mereka dibuang begitu saja! Lung, kamana wae! Bukan disuatu tempat yang memang tempatnya, tapi mereka berada dimana-mana, berserakan! Dijalanan pasti dengan mudah dapat ditemukan. Dan akhirnya mereka dianggap merusak alam, lingkungan, kerapian dan kebersihan tata kota. Mereka yang disalahkan! 


Alam dan lingkunganpun marah, menjadi sebuah tanda tanya besar. kenapa manusia dengan mudahnya membuang mereka sembarangan??!! Sungai menjadi bertambah bebannya karena bukan air saja yang mengalir disana tapi ada yang lebih berat dari massa jenis air, ‘mereka’ dan lagi2 sekumpulan dan setumpukkan hasil pembuangan akibat dari sifat tidak bertanggungjawabnya manusia.

Jika hujan turun, saluran tersumbat akhirnya banjir. Air yang seharusnya berada pada jalurnya, menjadi meluap dan keluar, banjirpun dengan mudah menghampiri manusia. Dan mereka berteriak dengan kesalnya “Hallooo manusia, haha.. aku datang akibat perbuatan kalian, Jangan salahkan aku, sampah, ataupun pemerintah! Tapi tanyakan pada diri kalian sendiri, introspeksi!! Apa yang telah kalian lakukan selama ini???”

Memang jika diraba, ini awalnya hanya sebuah masalah kecil, yaa kebanyakan manusia menganggapnya sepele, hanya membuang 2 siki dari mereka secara sembarangan. ‘maaf deh, Cuma dua kok tadi bekas makan snack, soalnya tidak ada tempat untuk membuangnya’. Mari kita kalikan dua dengan jumlah orang yang membuangnya tiap detik, menit, jam, hari, minggu dan kalikan juga dengan orang tiap tempat. Bingung kan? Bingung karena ternyata sangat teramat BANYAK sekali jumlahnya, bukan hanya sekali bahkan beribu2 kali.

Itu sebagian besar manusia, mari kita pandangi dari sudut yang berbeda. Ada juga yang bertanggung jawab dan peduli lingkungan. Memang, Hanya sebagian kecil saja dari manusia yang seperti itu. Tapi alangkah senangnya hati jika bisa menjadi bagian dari manusia yang dapat menjaga dan tidak merusak. Pait-paitna mah atuh, upami teu acan tiasa ngajagi mah entong ngarusak! Hmm... setidaknya kalau saja belum bisa menjaga, yah jangan merusak. Yang seperti apa merusak itu? Yang tadi itu loh. Buang satu atau dua siki sembarangan. Coba kalau misalnya yang “dua” tadi bisa dibuang pada tempatnya. Bisa dipastikan, akibat yang sangat buruknya bisa diminimalisasi. Kantenan atuh upami tiasa ngolahna janten nu langkung mangpaat, eta tah jalmi nu kreatip! Hehe :D (sundanese mode ON: apalagi jika bisa mengolahnya menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat, nah itulah manusia yang kreatif !)

Membuang sampah pada tempatnya, sesuatu hal baik yang kecil namun besar dampak positifnya. Menjadikan sebuah kebiasaan dan pola pikir yang baik untuk kehidupan bermasyarakat. Coba diterapkan mulai dari diri sendiri, dan ajaklah oranglain untuk membiasakan kebiasaan baik ini!
Ingatlah bahwa:

"Barang siapa mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Sebaliknya, barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun."

(Shahih Muslim 2674-16)
- - -
Dan 'mereka' inilah yang dianggap ‘Sampah’, heihei summon: plastik, kresek, kemasan produk, botol-botol, dan banyak lainnya.

Senyum manis dari mereka ketika manusia peduli lingkungan dan tidak membuangnya sembarang. Mereka berkata dengan penuh kebahagiaan “Haaaai manusia, kami sayang kalian, terimakasih karena telah menjaga lingkungan dan peduli pada kami”

“Wakafaa billahi syahidaa. (Cukup Allah yang menjadi saksi)”
(QS. An-Nisa [4] : 79)
Cukuplah Allah yang menjadi saksi atas kebaikan2 manusia yang menjaga dan peduli lingkungan sekitar. :)

Masih sama2 belajar, mudah-mudahan bermanfaat..

Salam hangat dari penulis. Yuuk jaga Lingkungan!

terinspirasi dari seorang tokoh kebersihan kampusku @‘GeKaBe. Nuhun2 ^_^

#Peduli Lingkungan Part 1, InsyaAlloh ada part 2 dan selanjutnya.. doakan yaaa

Mi- Garut, 201012 



Ayooo Komentar...! :D
Penasaran? Yuk Baca Selengkapnya..